WELCOME TO -- Hepie Aiyaya Rangers-- BLOG

" We all have our time machines.. Some take us back, they're called memories..
Some take us forward, they're called dreams..
"

Tuesday, June 22, 2010

Review Tugas Akhir (UAS) Kapita Selekta

Ringkasan Materi Kapita Selekta untuk memenuhi tugas akhir (UAS) sebagai berikut :

(Silahkan klik Link Cepat dibawah ini)

1. Nama : Fanny (915070056)
    Materi : Warning : Perokok Pasif Jauh Lebih Berbahaya
2. Nama : Erni (915070069)
    Materi : Hari Tanpa Tembakau Hanya Hari Peringatan Sajakah?

3. Nama : Debie Agustina (915070074)
    Materi : Lahirnya Jurnalisme Warga (Pro Dan Kontra)

4. Nama : Cynthia Olivia (915070080)
    Materi : Semiotik Iklan
5. Nama : Wendy Susanto (915070086)
    Materi : Cara Mudah Membuat Film Dokumenter Dgn Teori Research Object
6. Nama : Olivya Trisnawati (915070124)
    Materi : Bahasa Indonesia, Bahasa Tanah Airku



Semoga Materi Kapita Selekta ini bisa bermanfaat bagi yang mengunduhnya :)


Regards,


All Rangers

Bahasa Indonesia, Bahasa Tanah Airku

by : Olivya Trisnawati (915070124)
 
Bahasa Indonesia menjadi bahasa pokok bagi bangsa Indonesia. Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat.
Awal mula perubahan Bahasa Indonesia adalah dari Bahasa Melayu yang kemudian berubah menjadi Bahasa Indonesia yang dicetuskan pada saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam Sumpah Pemuda itu menyatakan bahwa para pemuda memiliki satu bahasa yakni bahasa Indonesia, maka bulan Oktober setiap tahun dijadikan bulan bahasa. Kongres Bahasa Indonesia (KBI) juga sering dilakukan di Jakarta dan beberapa kota lainnya.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda.
Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
Bahasa Indonesia diturunkan dari bahasa Melayu yang menjadi warisan dari para leluhur kita. Ini berarti bahwa penelaahan bahasa Indonesia perlu dimulai dari penelahaan bahasa Melayu. Contoh bahasa melayu kuno dari Prasasti Kedudukan Bukit (Palembang, 16 Juni 682), Svasti cri cakavarsatita 605 ekadaci cuklapaksa vulan vaicakha dapunta hyang nayik di samvau mangalap siddhayatra di saptami cuklapaksa vulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minana Tamvar (Kamvar) yang artinya adalah selamat bahagia pada tahun saka 605 hari kesebelas dari bulan terang bulan waisaka dapunta baginda naik perahu mencari rezeki pada hari ketujuh bulan terang bulan jyesta dapunta baginda berlepas dari muara Kampar.
Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh seluruh warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Tetapi bagi saya menggunakan Bahasa Indonesia ketika berada di bangsa Indonesia adalah merupaka kebanggan bagi saya yang merupkan bagian dari masyarakat bangsa Indonesia.
                       

Friday, June 18, 2010

Wednesday, June 16, 2010

SEMIOTIK IKLAN


Posting by : Cynthia Olivia (915070080)

Friday, June 11, 2010

Hari Tanpa Tembakau Hanya Hari Peringatan Sajakah?


Pada akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat bagi banyak orang.. :)
Salam,



ERNI
 
"If you have health, you probably will be happy, and if you have health and happiness, you have all the wealth you need, even if it is not all you want"  -Elbert Hubbard-


The Greatest Wealth is HEALTH.. :)


Link terkait : http://www.detikfinance.com/read/2010/05/30/214003/1366237/68/bos-djarum-dan-bca-masih-terkaya-se-indonesia
 

Tuesday, June 8, 2010

Lahirnya Jurnalisme Warga (Pro dan Kontra)



By Debie Agustina ( 915070074 )


Apa yang dimaksud dengan Jurnalisme warga? Sebagian besar dari kita pasti akan mengemukakan pendapat yang berbeda tentang Jurnalisme Warga. Dalam pengertian sebenarnya , Jurnalisme Warga yaitu suatu kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita yang dapat disebar luaskan melalui berbagai macam media, seperti media cetak, Tv, radio, serta internet.
Misalnya dalam media Tv itu sendiri masyarakat luas dapat mengetahui beragam informasi melalui adanya acara berita, wawancara, dan talkshow (Ruang public), sedangkan adanya opini, surat pembaca, tajuk rencana, dan iklan (Ruang privat) dapat tersedia dalam media cetak untuk masyarakat luas.
Ditandai dengan munculnya  internet (media online) adalah salah satu kelahiran dari Jurnalisme Warga, Sebab melalui media online ini seseorang dapat berperan sebagai penulis lepas, tidak terikat, bahkan tidak harus tunduk pada aturan-aturan ketat jurnalisme. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap orang, apalagi yang memiliki hobi menulis, untuk menyalurkan aspirasinya melalui tulisan yang dimuat di blog, forum, mailing list dan media online lainnya.
Jurnalisme Warga adalah bentuk jurnalisme yang murni, karena tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak tertentu seperti yang terjadi di dunia jurnalisme konvensional. Seseorang yang ingin menjadi jurnalis atau wartawan tidak bisa sebebas-bebasnya menuangkan pikiran dan idenya karena terikat dengan aturan, prinsip dasar, kode etik jurnalistik , dan nilai berita yang diterapkan di tempat dia bekerja. Terutama wartawan atau jurnalis yang bekerja di satu media yang memiliki kredibilitas tinggi dan ternama, Mereka akan berhati-hati dalam menulis berita, karena ada lembaga yang mengontrolnya.
Tapi hal lain yang menyertai kebangkitan Jurnalisme Warga  ini adalah kontrol dan tanggung jawab individu terhadap isi tulisannya. Jika setiap orang bebas menulis dan menayangkan tulisannya tanpa proses pengeditan, siapa yang mengontrol bahwa informasi yang dituliskan itu benar dan tidak merugikan pihak-pihak tertentu yang terlibat? Atau malah sengaja dituliskan dengan maksud-maksud tertentu? Kepada siapa dia bertanggung jawab atas isi tulisannya? Bagaimana kalau apa yang ditulis itu tidak benar dan menyesatkan, misalnya?

Cara yang diterapkan di media-media online saat ini, seperti Kompasiana dan Kabar Indonesia, adalah dengan proses edit oleh redaksi. Redaksi yang menentukan apakah suatu tulisan layak dimuat atau tidak. Di satu sisi, proses kontrol dilakukan oleh pengelola media online tersebut. Di sisi lain, penulis memiliki obligasi moral untuk menyajikan suatu tulisan yang informatif, berbobot dan memberikan manfaat pada pembaca, bukan asal-asalan saja. Tetapi apakah semua orang punya moral obligasi yang sama? Terlepas dari langsung atau tidak langsunya sebuah tulisan dimuat. Ada hal lain yang penting yaitu tentang pihak yang mengontrol bahwa isi tulisan itu benar, seimbang dan tidak merugikan pihak tertentu.

Lalu siapa yang bisa menjadi pihak pengontrol? Di tengah banjir informasi, berita, opini, artikel dalam bentuk apapun termasuk Jurnalisme Warga ini, pihak yang bisa mengontrolnya adalah diri pembaca sendiri. Pembaca perlu melakukan proses pemilahan, pemilihan dan penyaringan. Tidak semua yang ada di internet benar dan bisa dipercaya. Disinilah wawasan pribadi sangat diperlukan. Ini adalah paradoks yang timbul dari kebebasan jurnalisme, di satu sisi wawasan yang cukup diperlukan untuk menyaring banjir berita dan informasi sedangkan di sisi lain banjir informasi diperlukan untuk memperluas wawasan.



* Tantangan Jurnalisme Warga di Indonesia


Saat ini, pers berada dalam situasi di mana pengertian wartawan dan media massa mengalami pergeseran penting sebagai akibat dari berkembangnya dual hal, yakni perkembangan jurnalistik dan perkembangan media. Dunia jurnalistik kini telah mengalami perubahan.
Setiap warga, kini, bisa melaporkan peristiwa kepada media.  Tren munculnya jurnalisme warga semacam ini tampaknya semakin kuat. Kehadiran jurnalisme warga ini juga telah menjadi tantangan bagi jenis jurnalisme mapan, yang diterapkan media-media konvensional, seperti suratkabar, radio, dan televisi.
Jumlah informasi yang ditawarkan jurnalisme warga akan lebih banyak dan beragam sementaramainstream media terikat dengan jumlah halaman, durasi penayangan, atau durasi penyiaran. Pemilihan terhadap peristiwa atau isu tertentu, mutlak dilakukan karena terbatasnya kemampuan wartawan mainstream media menjangkau semua lokasi pusat berita. Sementara citizen journalism menawarkan perputaran tanpa batas. Tak ada halaman yang mengikat, atau pun durasi yang memusingkan kepala redaksi. Pemberitaannya dapat diakses di masa aja dan  kapan saja.
Pada sisi lain, kondisi masyarakat kita yang kurang menyadari terhadap konsep dalam melakukan lompatan dan percepatan penerapan teknologi informasi tersebut membuat potensi media belum secara optimal berfungsi. Bukan hanya soal minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, melainkan juga disebabkan oleh ketidakmapuan sumber daya masyarakat kita dalam mengadaptasi perubahan yang cepat.
Pakar ilmu komunikasi Universitas Indonesia Dedy Nur Hidayat tidak melihat kehadiran blog sebagai ancaman serius bagi media massa kini. Juga belum bisa disebut tantangan konvensional yang sekarang ini ada. Blog, situs pribadi atau mailing list hanya efektif dalam kasus tertentu untuk sumber alternatif yang luput dari pengamatan media massa.
Hal senada diungkapkan Septiawan Santana, “Kalau pesaingan, saya kira, bukan wilayahnya. Itu bukan soal pertempuran karena masing-masing punya racikan sendiri, punya produk, punya kualitas, dan punya karakteristik tersendiri. Apakah hasil dari jurnalisme warga lebih bagus daripada hasil jurnalisme media massa yang terlembaga? Belum tentu. Tapi juga apakah produk dari media massa lebih bagus dari jurnalisme warga? Belum tentu juga.  Masing-masing punya karakter.”
Jurnalisme warga tidak hadir sebagai saingan, tapi sebagai alternatif. yang memperkaya pilihan dan referensi. Berita tidak lagi dilihat sebagai produk yang didominasi wartawan dan institusi pers. Masyarakat biasa seharusnya masuk dalam ekosistem media sebagai unsur yang aktif berinteraksi.
Adanya citizen journalism ini sendiri bukanlah ancaman bagi media massa konvensional. Media massa konvensional  kita beradaptasi terhadap situasi.  Masyarakat harus melihat secara kredibilitas berita itu. Corak baru media massa ini menambah khasanah terhadap jurnalisme yang ada selama ini yang mungkin dianggap kaku.
Hal ini wajar karena modernisasi informasi itu memang nanti akan menjadi paperless. Nanti tidak akan lagi menggunakan kertas sehingga informasi itu sudah tercakup di dalam blog-blog itu nanti dapat diakses melalui media selular. Namun, hal ini tidak menjadi ancaman bagi Antara karena kantor berita ini akan tetap akan menjadi sumber  inspirasi untuk semua media.
Dekan Fikom Unpad Deddy Mulyana berpendapat, “Saya kehadiran jurnalisme warga ini akan mengurangi eksistensi media massa karena masing-masing punya keistimewan, keunikan, karakteristik sendiri-sendiri. Mungkin untuk sementara waktu terjadi booming jurnalisme warga yang berakibat pada penurunan keinginan warga untuk berlangganan, tapi saya rasa itu hanya untuk beberapa waktu saja. Pada akhirnya masing-masing punya kelebihan.”
             Di era seperti ini, mudah bagi setiap orang untuk menulis apa saja dan lebih jauh lagi menggunakan kebebasan menulis ini untuk tujuan tertentu. Tinggal pembaca yang harus dewasa dan pintar-pintar menyaring semuanya ini. Seperti pisau bermata dua. Ada yang sependapat ada yang tidak. Ada yang pro dan ada yang kontra. Inilah dinamika yang mewarnai kemunculan era baru jurnalisme, yaitu Jurnalisme Warga.

Saturday, June 5, 2010

Warning :PEROKOK PASIF, JAUH BERBAHAYA !

PEROKOK PASIF, JAUH BERBAHAYA !


Written by Fanny (915070056)

Bila orang sakit akibat perilaku hidup yang kurang sehat, itu adalah suatu hal yang wajar. Tapi bagaimana untuk orang yang sakit, akibat dari perbuatan orang lain? Memang suatu hal yang tidak adil. Demikian yang terjadi bagi orang yang terpaksa harus menghirup asap rokok dari orang-orang sekelilingnya yang merokok.

Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.

Penyakit yang dapat diderita perokok pasif ini tidak lebih baik dari perokok aktif. Mereka menjadi mudah menderita kanker, penyakit jantung, paru dan penyakit lainnya yang mematikan. Mereka yang dikelilingi oleh asap rokok akan lebih cepat meninggal dibanding mereka yang hidup dengan udara bersih. Dan angka kematiannya meningkat 15% lebih tinggi.

Dari penelitian terhadap 1.263 pasien kanker paru-paru yang tidak pernah merokok, terlihat bahwa mereka yang menjadi perokok pasif di rumah akan meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 18%. Bila hal ini terjadi dalam waktu yang lama, 30 tahun lebih, risikonya meningkat menjadi 23%. Bila menjadi perokok pasif di lingkungan kerja atau kehidupan sosial, risiko kanker paru-paru akan meningkat menjadi 16% sedang bila berlangsung lama, hingga 20 tahun lebih, akan meningkat lagi risikonya menjadi 27%.

Asap rokok diketahui telah mengandung sekitar 4.000 bahan kimiawi, dimana 60 diantaranya diketahui dapat menyebabkan kanker. Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. "Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan."

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok:

Tar
- Dalam tubuh manusia, tar memicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, tar akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Nikotin
- Dalam tubuh manusia menimbulkan efek adiksi atau candu yang memicu peningkatan konsumsi.
- Dalam tubuh perokok pasif, nikotin akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Karbon Monoksida
- Merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang kemudian memicu terjadinya penyakit jantung.
- Dalam tubuh perokok pasif, gas berbahaya ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Bahan kimia berbahaya
- Berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai ribuan. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko penyakit kanker.
- Dalam tubuh perokok pasif, bahan kimia berbahaya ini akan terkonsentrasi 50 kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Jadi sayangi orang di sekitar Anda bila sedang merokok. Merokoklah pada tempat yang sudah disediakan, mengalah dan menjauhkan diri untuk sekedar merokok lebih baik daripada memaksakan orang lain untuk menghirup asap rokok Anda